Sabtu, 12 April 2014

IBNU KHALDUN

Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara pada 1332 M. Dan meninggal dunia pada 1406 M. Ibnu Khaldun hidup dalam carut marut stabilitas politik di Afrika Barat. Nama lengkapnya ialah Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin bin Khaldun.  Ibnu Khaldun dikenal lewat karya ilmiahnya muqaddimah yang berisi mengenai pengalaman dan pengamatannya dalam bidang pemikiran politik.

Politik menurut Ibnu Khaldun sendiri merupakan hal yang penting . Perananpolitik dalam kehidupan bermasyarakat juga amat penting dan menentukan. Politik juga dianggap sebagai pembeda manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Karena salah satu ciri dari manusia adalah pandai berpolitik. Selain politik ada juga faktor lain yang menjadi pembeda manusia dengan makhluk Tuhan lainnya yakni , ilmu dan kemampuan berpikir, kebutuhan akan kekuasaan. Tanpa politik kehidupan manusia akan carut marut maka hadir sistem politik untuk mengatur segala urusan manusia. Kehidupan bermasyarakat juga membutuhkan sosok sentral untuk memimpin karena itu negara dibutuhkan sebagai wadah antara pemimpin dan masyarakat yang dipimpin.

Munculnya sebuah negara sendiri hadir dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan manusia lain. Maka organisai, atau kelompok merupakan kebutuhan manusia untuk saling menolong. Dengan bantuan orang lain, maka manusia akan mampu memenuhi kebutuhannya, menjamin keamanan jiwanya untuk membela diri dari ancaman yang mengancamnya. Negara sendiri berfungsi sebagai pengatur lalu lintas aktivitas manusia. Serta mengatur agar terbentuknya sebuah kerjasama demi tercapainya sebuah tujuan. Negara juga terbentuk dari rasa kesatuan dan solidaritas yang kuat.
Ibnu Khaldun juga sangat terkenal dengan teori Ashabiyah. Ashabiyah sendiri berarti group feeling atau bisa juga diartikan sebagai solidaritas. Menurutnya, negara tidak akan terbentuk tanpa didukung oleh rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi. Dari rasa solidaritas ini maka akan timbul rasa kebersediaan seseorang untuk berkorban jiwa demi kepentingan kelompok dan sesama anggotanya. Dan juga selain solidaritas, faktor pembentuk negara adalah kerja keras, perjuangan yang hebat yang merupakan sebuah pertarungan hidup dan mati.

Tentunya unsur agama tidak akan lepas dari sosok Ibnu Khaldun. Menurutnya agama memiliki peranan yang penting dalam sebuah negara, menegakkan negara. Agama inilah yang disebutkan oleh Ibnu Khaldun sebagai sumber solidaritas yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan sebuah negara. Agama merupakan faktor penting yang mampu menciptakan rasa solidaritas di kalangan masyarakat yang  mana faktor lain tidak dapat menggantikannya. Fungsi dari rasa solidaritas ini sendiri yakni menjauhkan persaingan yang tidak sehat diantara sesama.


Selain solidaritas, maka yang dibutuhkan demi terciptanya sebuah negara ialah seorang pemimpin untuk ditaati. Yakni untuk mengorganisir aktivitas dalam sebuah negara. Namun kepentingan rakyat dengan pemimpinnya hanyalah sebatas hubungan antara keduanya. Kekuasaan dan penguasa bersifat relasional, yakni berimbang diantara keduanya baik pemimpin maupun rakyat yang dipimpin. Dalam kata lain pemimpin merupakan milik rakyat dan rakyat adalah milik pemimpin. Kepentingan rakyat terhadap penguasa adalah rakyat mempercayai seorang pemimpin untuk mengurus kepentingan mereka. Kualitas dari seorang pemimpin juga bergantung kepada bagaimana seorang itu memimpin. Pemimpin yang pintar menurut Ibnu Khaldun cenderung memilih cara keras dan kasar yang bersumber dari ketajaman otak si pemimpin yang melihat segala sesuatunya untuk jangka panjang. Intinya pemimpin tipe ini berpikiran terlalu jauh kedepan. Menurut Ibnu Khaldun, pemimpin tidak perlu terlalu pintar, karena pemimpin yang terbaik bukanlah yang paling pintar namun yang bersifat pertengahan, tidak bodoh dan juga tidak terlalu pintar, namun seorang pemimpin menurut Ibnu Khaldun tetap harus memiliki pengetahuan sebagai bekal dia memimpin. Ibnu Khaldun juga berpendapat jika pemimpin harus berangkat dari golongan atau kelompok yang mendominasi kelompok lain. Hal ini bertujuan agar kelompok lain patuh dan memudahkan untuk semua kelompok bersatu untuk kebaikan bersama. Pemimpin juga mempunyai fasilitas yakni dominasi pemerintahan dan juga kekuasaan untuk melakukan tekanan. Tekanan ini bukan berarti menghalalkan seorang pemimpin bersikap sewenang-wenang. Dan untuk mengantisipasi kesewenang-wenangan seorang pemimpin terhadap negara maka dibuatlah sebuah peraturan-peraturan dan kebijaksanaan yang difungsikan untuk mengatur dan kemudian ditaati semua pihak. Pemimpin juga tidak lepas dari sifat moralitas yang melekat pada diri setiap orang. Ibnu Khaldun mengatakan jika tidak akan ada pemimpin yang mampu duduk sebagai pemimpin jika dia tidak memiliki moral yang baik. Maka dari itu merupakan tugas politik dan penguasa untuk menegakkan moralitas, keadilan, kesejahteraan dan juga keagamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar