Rabu, 09 April 2014

KONFLIK KASHMIR

          Kashmir berbatasan langsung dengan 3 negara, yakni Pakistan, India dan juga China. Ketiga negara yang bersebelahan ini merebutkan Kashmir yang disinyalir mempunyai kekayaan alam yang luar biasa. Ditengah perebutan ini, negara yang didominasi oleh kaum muslim ini sebenarnya menginginkan untuk berdiri sendiri dengan nama Kashmir tanpa harus bergabung dengan salah satu negara yang merebutkannya. Yang paling gencar adalah India dan Pakistan. Hubungan  kedua negara yang pernah dijajah Inggris selama kurang lebih 300 tahun ini telah lama memanas pasca Pakistan memisahkan diri dengan India. Awal konflik perebutan Kashmir ini sendiri bermula ketika penjajahan Inggris masuk ke India. Inggris yang bertujuan menggerogoti India perlahan-lahan kemudian melemahkan kerajaan islam dengan cara memberikan tahta kepemimpinan Kashmir yang kebanyakan penduduknya adalah muslim kepada raja yang berdarah Hindu, maharaja Singh.
        Inilah awal saling klaim dari India dan Pakistan. Pakistan mengklaim, Kashmir harus menjadi bagian dari Pakistan karena mayoritas penduduknya adalah islam yang notabennya sama dengan Pakistan sebagai negara mayoritas Islam. Kashmir sendiri membantahnya karena maharaja dari Kashmir sendiri adalah orang berdarah Hindu. Orang-orang Kashmir sebenarnya bebas memilih akan bergabung dengan negara mana. Dengan jajak pendapat misalnya akan dapat diketahui Kashmir akan condong bergabung dengan Pakistan karena dasar islam yang sama-sama melekat pada Kashmir dan juga Pakistan. Inilah yang membuat India menolak diadakannya referendum tersebut yang tentunya akan membuatnya kalah dalam perebutan Kashmir.
Menurut India sendiri, Kashmir bukanlah wilayah yang harusnya disengketakan. Sheikh Abdullah, perdana menteri Kashmir pernah mengeluarkan pernyataan mengenai kebersediaan Kashmir untuk bergabung dengan India karena saat tentara Pakistan masuk ke Kashmir Sheikh Abdullah meminta bantuan kepada India. Inilah yang membuat India bersikukuh jika bergabungnya Kashmir dengan India merupakan suatu keharusan. India juga beranggapan bahwa Pakistan harus keluar dari Kashmir karena Kashmir merupakan tanggung jawab dari Inidia. India pun mengklaim jika rakyat Kashmir senang bergabung dengan India dan kekacauan yang terjadi di Kashmir ini lebih dikarenakan masuknya tentara Pakistan ke Kashmir, dan ini merupakan masalah domestik dari Kashmir jadi tidak harus ada campur tangan dari pihak luar.
             Dari sisi Pakistan sendiri, menurut Pakistan dari awal Kashmir memang telah bermasalah. Pakistan menyebutkan jika Kashmir merupakan bagian yang tertututp dari Pakistan bahkan darah yang mengalir adalah darah orang Pakistan. Pakistan sendiri merasa tidak pernah melibatkan militer dalam kasus ini apalagi mengirimkan tentara militernya ke Kashmir namun Pakistan memberikan dukungan diplomatik dan moral untuk perjuangan kemerdekaan di Kashmir. Menurut Pakistan, masalah Kashmir adalah masalah besar dan harus ada pihak luar yang ikut campur dalam menyelesaikan perkara ini, dalam hal ini adalah PBB. Hal ini dimaksudkan agar Pakistan tidak kalah dari India dalam perebutan Kashmir. Karena ketika PBB turun tangan, kemungkinan besar jalan keluarnya adalah dilaksanakannya referendum. Jika referendum ini benar-benar dilaksanakan, Pakistan tau jika Kashmir tidak akan mendapatkan Kashmir karena masyarakat Kashmir yang notabennya adalah muslim. Hasil paling aman ialah Kashmir memilih untuk berdiri sendiri tanpa harus bergabung dengan India maupun Pakistan atau bahkan China.
          Awalnya hampir 65% penduduk Kashmir memilih untuk bergabung dengan Pakistan dan 35% lainnya memilih untuk bergabung dengan India. Namun lama kelamaan masyarakat Kashmir sendiri juga mulai ragu untuk bergabung dengan Pakistan karean tindakan Pakistan yang mengirimkan tentaranya ke wilayah Kashmir. Hingga masyarakat Kashmir beranggapan Pakistan tidak seperti yang dipandang dulu karena kesamaan mereka yang masyoritas penduduknya ialah muslim. Dan di tahun 2007, sebuah survei menunjukkan hasil jika 87% penduduk Kashmir memilih untuk merdeka dikaki mereka sendiri tanpa harus bergabung dengan negara manapun, 7% meilih bergabung dengan India dan 3% memilih bergabung dengan Pakistan. Alasan mengapa tidak India adalah seperti yang diketahui  jika India selama ini berlaku diskriminatif terhadap kaum muslim yang otomatis tidak berpihak kepada Kashmir yang mayoritas adalah muslim.
          Perang antara India dan Pakistan dalam memperebutkan wilayah Kashmir ini telah lama dimulai. Pada tahun 1961 China kemudian masuk dalam perebutan wilayah yang disinyalir memendam kekayaan alam yang melimpah ini. Tahun 1965 perang kembali pecah. Hingga pada 1966 Pkistan dan India menandatangani  perjanjian damai Tashkent pada 1 januari. Pada 1971 terjadi perang besar ketiga yang menjadikan Pakistan begitu sibuk dengan perang perebutan Kashmir ini yang berimbas pada lepasnya Pakistan timur yang kemudian berdiri sendiri menjadi Bangladesh. Perang yang membuat kesejahteraan Pakistan Timur diacuhkanlah yang membuat Pakistan memutuskan untuk memisahkan diri. Ini merupakan kabar baik bagi India dengan ini India berperan dalam berdirinya Bangladesh dengan memberikan supply bantuan kepada Bangladesh.
           Naik turunnya konflik antara India dan Pakistan  menjadikan konflik ini tidak hanya antara keduanya namun merembet kepada masalah yang lebih besar. Dalam hal ini masyarakat Kashmirpun bertanya-tanya mengapa PBB dan Amerika tidak membantu menyelesaikan masalah ini. Alasannya sendiri adalah seperti yang kita tau Amerika begitu mendominasi PBB dan itulah sebabnya mengapa PBB terkesan membiarkan masalah ini berkelanjutan karena inilah yang diinginkan Amerika. Amerika ingin beraliansi dengan keduanya, India dan Pakistan maka Amerika tidak berusaha melerai perebutan Kashmir ini karena Amerika tidak bisa memihak salah satunya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar